web 2.0

Wednesday, March 17, 2010

PENYULUHAN KEHUTANAN

Penyuluhan kehutanan memiliki kegiatan yang tertentu agar tujuan yang diinginkan (perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan masyarakat tani hutan) dapat tercapai. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan dan menerapkan, sehingga masyarakat tani hutan tersebut dapat menolong dirinya sendiri mengubah dan memperbaiki tingkat pemikiran , tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah prilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demitercapainya perbaikan mutu hidupnya.

Dalam hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran penyuluh sangatlah beragam, baik mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi, serta tujuan yang diinginkannya. Dengan demikian, tidak ada satu metode yang selalu untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan kehutanan.

Karena itu, dalam setiap pelaksanaan penyuluhan kehutanan, penyuluh kehutanan harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan kehutanan yang paling baik sebagai salah satu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan penyuluhan kehutanan yang dilaksanakannya.

A. Prinsip-Prinsip Metode Penyuluhan Kehutanan

Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh kehutanan sebelummenerapkan suatu metode penyuluhan adalah ia perlu memahami prinsip-prinsip metode penyuluhan yang dapat dijadikannya sebagai landasan memilih metode yang tepat.

Beberapa prinsip mertode penyuluhan kehutanan yang perlu diperhatikan oleh seorang penyuluh kehutanan adalah :

1. Pengembangan untuk berfikir kreatif

Melalui penyuluhan kehutanan , bukanlah dimaksudkan agar masyarakat sasaranselalu menggantungkan diri pada petunjuk, nasehat, atau bimbingan penyuluhnya. Tetapi, sebaiknya, melalui penyuluhan harus mampu dihasilkan masyarakat tani hutan yang dengan upayanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam memanfaatkan hutan, serta mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahuinyauntuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya.

Karena itu, pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluhharus mampu memilih metode yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas masyarakat sasarannya.

2. Tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran

Dalam banyak kasus kegiatan penyuluhan kehutanan sebaiknya dilaksanakan dengan menaerapkan metode-metode yang dapat dilaksanakan dilingkungan pekerjaan (kegiatan) sasarannya, hal tersebut dimaksudkan agar:

a) Tidak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinya.

b) Penyuluhan kehutanan dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk masalah-masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.

c) Kepada sasaran untuk ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh petani.

3. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya

Sebagai makluk sosial, setiap individu akan selalu berprilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, setidak-yidaknya akan berusaha menyesuaikan diri dengan prilaku orang-orang sekitarnya.

Karena itu, kegiatan penyuluhan kehutanan akan lebih efisien jika diterapkan hanya kepada warga masyarakat tani hutan, terutama yang diakui oleh lingkungannya sebagai panutan yang baik.

4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran

Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah prilaku orang lain secara persuasif dengan menerapkan system pendidikan. Hubungan pribadi yang akrab antara penyuluh dengan sasarannya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri.

Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran ini menjadi sangat penting, karena dengan keakraban ini aka tercipta suatu keterbukaan mengemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Disamping itu, saran-saran yang disampaikan penyuluh kehutanan dapat diterima dengan senang hati seperti layaknya saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.

5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah prilaku sasaran, baik pengetahuan, sikapnya atau keterampilannya. Dengan demikian, metode yang diterapkan harus mapu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap dan fikiran) dengan sukahati atas kesadaran ataupun pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarga, dan masyarakat.

B. Pendekatan-Pendekatan Untuk Memilih Metode Penyuluhan Kehutanan

Dalam kegiatan penyuluhan kehutanan kita mengenal adanya penyuluhan kehutanan perorangan dan penyuluhan kehutanan massal yang dalam prakteknyaselalu menggunakan metode-metode pendekatan, yaitu sebagai berikut:

1. Metode penyuluhan dan proses komunikasi

Untuk memilih metode berkomunikasi yang efektif, ada tiga cara yabg dapat diterapkan dalam pemilihan metode penyuluhan kehutanan, yaitu :

a) Metode penyuluhan menurut media yang digunakan

Berdasarkan media yang digunakan, metode penyuluhan kehutanan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Media lisan, baik yan disampaikan secara langsung (percakapan, tatap muka atau radio komunikasi antar penduduk), maupun secara tidak langsung (lewat radio, kaset, dll).

2) Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan (foto, majalah pedesaan, selebaran, poster, dll) yang dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang di tempat-tempat strategis yang mudah dijumpai oleh sasarannya (di jalan pasar).

3) Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide, pertunjukkan film. Kegiatan penyuluhan melalui media merupakan metode penyuluhan yang paling dimengerti karena ada unsure hiburannya. Biasanya DEpartemen Kehutanan mengirimkan mobil unit kegiatan penyuluhan yang dilengkapi dengan perangkap audio visual yang cukup modern dan diperlengkapi dengan beberapa judul film hiburan selain dari film mengenai penyuluhan yang akan ditayangkan.

b) Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya

Berdasarkan hubungan penyuluh kesasarannya, metode penyuluhan dibedakan atas tiga macam, yaitu :

1) Komunikasi langsung (percakapan atau tatap muka) yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi langsung dalam waktu yang relative singkat.

2) Komunikasi tak langsung baik melalui perantara orang lain lewat surat yang tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relative singkat.

3) Metode penyuluhan kehutanan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya.

Seperti halnya dengan metode penyuluhan berdasarkan media yang digunakan metode penyuluhan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya juga dibedakan kedalam tiga hal, yaitu:

1) Pendekatan perorangan, artinya penyuluh kehutanan berkomunikasi secara orang seorang dengan setiap sasarannya, misalnya melaui kunjungan ke rumah, kunjungan ke tempat kegiatan petani, dll.

2) Pendekatan kelompok, manakala penyuluh kehutanan berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan di lapangan, penyelenggaraan latihan, dll.

3) Pendekatan missal, jika penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak, bahkan mungkin tersebar di tempat tinggalnya, misalnya penyuluhan lerwat TV, penyebaran selebaran, dll.

2. Metode penyuluhan dalam pendidikan non formal

Salah satu ciri utama yang membedakan antara pendidikan formal dan pendidkan non formal adalah penyelenggaraan pendidikan non formal (penyuluhan kehutanan) dapat diselenggarakan kapan saja dan dimana saja. Dengan demikian, metode yang diterapkan di dalam pelaksaan penyuluhan dapat menerapkan metode pendidikan formal (ceramah, diskusi, belajar mandiri) atau metode yang tidak pernah diterapkan dalam system pendidikan formal seperti: pameran, kunjungan ke rumah, (anjangsana), dll.

Cirri lain, kegiatan non formal (termasuk penyuluhan kehutanan) selalu diprogramkan sesuai dengan kebutuhan sasaran. Artinya, berbeda dengan pendidikan formal yang telah memiliki program yang dilakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus mengikuti atau menyesuaikan diri dengan program pendidikan tersebut. Setiap program pendidikan non formal (kegiatan penyuluhan) harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan sasarannya, dengan demikian metode penyuluhan yang akan dipilih harus selalu disesuaikan dengan karakteristik sasarannya sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan serta keadaan lingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselenggarakannya kegiatan penyuluhan kehutanan tersebut.

3. Metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa

Pendidikan dalam kegiatan penyuluhan kehutanan adalah merupakan proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh karena itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan ketergantungan atau bentuk-bentuk penindasan “baru”. Artinya melalui pendidikan sasaran didik harus diberi kesempatan seluas-luasnyamenyampaikan pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya, sehingga dalam proses pendidikan tersebut kedudukan pendidik dan yang dididk sama derajatnya.

Selaras dengan itu , salah satu cirri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidik tidak tergantung kepada berapa materi yang diajarkan atau seberapa jauh tingkat pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan tetapi lebih dicirikan pada seberapa jauh program pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog baik antara pendidik dan yang terdidik maupun sesame peserta didik. Dengan demikian metode diskusi umumnya lebih baik dibanding dengan metode kuliah atau ceramah.

Oleh karena itu, pemilihan metode pendidikan orang dewasa harus selalu mempertimbangkan:

a) Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan atau pekerjaan pokoknya

b) Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin

c) Lebih banyak menggunakan alat peraga.

Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam metode pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan kehutanan) adalah program pendidikan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan yang sedang dan akan dihadapi dibanding dengan upaya menambah pengalaman belajar baik yang berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan-keterampilan baru. Berkaitan dengan hal itu ada dua hal yang harus ditekankan yaitu menata pengalaman masa lampau yang telah dimiliki dengan cara “baru” dan memberikan pengalaman baru (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).

C. Ragam Metode Penyuluhan Kehutanan

Ragam metode penyuluhan kehutanan dapat dibedakan menurut ; media yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran serta pendekatan psikologi yang dilakukan penyuluhnya. Ragam metode penyuluhan kehutanan cukup banyak, tinggal bagaimana seorang penyuluh kehutanan dapat menganalisis masalah yang dihadapi masyarakat tani hutan, kondisi sosial ekonominya dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan pemanfaatan hutan oleh masyarakat.

Adapun ragam metode penyuluhan kehutanan itu, yaitu sebagai berikut :

1. Metode individu kunci, kontak tani hutan, kelompok tani hutan, himpunan tani

a) Metode individu kunci

Individu kunci adalah individu yang maju ( inovatif), termasuk dalam golongan “penerap dini” yang atas dasr kesadarannya bersedia (tanpa menuntut upah) bekerja sama sebagai rekan sekerja penyuluh kehutanan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kehutanan bagi warga masyarakat sekitar (terutama dilingkungan sosialnya sendiri).

Metode penyuluhan individu kunci adalah metode yang menggunakan individu-individu kunci sebagai sasaran utama penyuluhan. Artinya, di dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu melakukan kontak pribadisecara berkelanjutan dengan individu-individu kecil tersebut untuk kemudian selaras dengan karakteristik individu kunciseperti yang dikemukakan di atas, mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan penyuluhan tersebut kepada seluruh warga masyarakat sebagai penyuluh “sukarela”.

Metode ini sangat efesien karena penyuluh tidak perlu berhadapan langsung dengan seluruh wargamasyarakat dan lebih efektif karena penyuluhan dilakukan sendiri oleh individu kunci yang sudah dikenal, diakui dan dipanuti oleh masyarakat setempat.

b) Kontak tani hutan

Anggota kelompok tani hutan biasanya merupakan petani pemilik lahan garapan atau penggarap lahan orang lain, pengalamannya dalan berusaha tani telah banyak, dinamis dan mempunyai pandangan yang positif terhadap teknologi pemanfaatan hutan yang baru karena keinginannya untuk mencapai peningkatan dalam produksinya memanfaatkan lahan dan hutan. Seorang kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungan perkampungan/pedesaannya.

Kontak tani hutan terdiri dari sekumpulan petani (biasanya terdri dari 15 orang) yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat non formal, namun demikian dapat dikatakan kuat karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas kekeluargaan. Biasanya menjadi motor dalam kelompok ini adalah kontak tani hutan yang hubungannnya dengan para anggota kelompok itu demikian erat dan luwes dan atas dasar kewajaran. Kelompok tani hutan terbentuk atas dasar kesadaran , jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini menghendaki terwujudnya pemanfaatan hutan dengan cara bijaksana, terutama memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian, misalnya dengan sistem Agroforestry, usahan tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam pengembangan hidupnya.

Adapun fungsi kelompok tani hutan, yaitu sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotongroyongan. Fungsi ini terjabarkan dalam kegiatan ; pengadaan saran produksi (saprodi) yang murah dengan cara melakukan pembelian secara bersama (massal); pengadaan bibit tanaman yang resisten untuk kepentinga para angotanya dengan jalan mengusahakan kebun bibit bersama; mengusahakan kegiatan pemberantasan/pengendalian hama/penyakit tanaman secara terpadu; guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjangusaha taninya (saluran air, terasering lahan, penanggulangan erosi, perbaikan jalan setapak, dll; menyelenggarkan demonstrasi cara bercocok tanam dengan menkombinasikan tanaman hutan dan tanaman pertanian (Agroforestry), cara mengatasi ham/penyakit tanaman yang dilakukan bersama penyuluh kehutanan; dan mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang baik dan seragam dan kemudian mengusahakan pula pemasaran secara bersama agar terwujud harga yang baik dan seragam.

c) Himpunan tani

Himpunan tani merupakan organisasi para petani yang formal, beranggaran dasar dan berpengurusan yang layak. Para anggotanya terdiri dari kelompok petani-petani yangada di pedesaan atau disekitar areal hutan/pertanian. Kegiatannya pun tak jauh berbeda dengan kelompok tani yaitu sebagai media masyarakat tani yang berkembang dengan dinamis, sebagai alat untuk mewujudkan perubahan-perubahan baru yang maju dilingkungan para petani dan sebagai wadah penyatuan aspirasi yang sehat sesuai dengan keinginan atau hati nurani para petani. Suratkabar, radio, dan televisi, majalah tentang kehutanan, pampler, leaflet, dan poster merupakan media mati dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.

2. Surat menyurat

Metode surat menyurat adalah metode penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh melalui pengiriman barang cetakan (gambar, leaflet, booklet, buletin, majalah, dan lain-lain), kepad asasrannya, abik perorangan maupun kelompok. Karena itu, metode karyawisata sering kali juga merupakn bagian dari pelaksaan metode pertemuan yang disamping merupakan acara selingan untuk menghibur, juga untuk menambah pengalaman yang menunjangmateri yang telah disampaikan agar proses adopsi dapat lebih cepat dicapai. Disampinng itu, karyawisata dimaksudkan juga untuk menumbuhkan imajinasi dan merangsang daya pikir kreatif pada diri sasarannya.

Beberapa sasaran (objek) karyawisata yang dipilih dapat berupa :

a) Individu atau kelompok yang memiliki kesamaan kondisi seperti yang dimiliki sasaran , tetapi telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mencapai prestasiyang lebih baik dengan menerapkan inovasi-inivasi yang belum atau sedang disuluhkan

b) Lembaga-lembaga penelitian atau pusat-pusat informasiyang diharapkan dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru, menunjukkan alternatif-alternatif.

3. Karyawisata

Metode karyawisata, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode kunjungan (anjangsana dan anjangkarya) bedanya adalah :

a) Penyuluh dengan mengajak sasaran penyuluhannya (perorangan atau kelompok) mengunjungi objek tertentu yang sudah direncanakan/dipilih. Jadi sasaran penyuluhan adalah yang diajak bukannya yang dikunjungi.

b) Dalam karyawisata, kegiatan penyuluhan dibarengi dengan upaya menghibur sasaran penyuluhannya.

Metode karyawisata ini, dimaksudkan untuk menambah wawasan (sikap dan pengetahuan) sasaran penyuluhan untuk melakukan studi banding antara pengalaman-pengalaman yang sudah dimilikinya dengan pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh setelah mengunjungi objek-objek yang dituju.

Metode karyawisata ini, seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan yang menggunakan metode lain baik yang sedang, telah atau akan dilaksanakan.

Dalam melaksanakan metode ini, bila tidak dikombinasikan dengan metode lain, hanya akan menambah pengetahuan petani saja, menggugah kesadaran, minat dan menilai sampai mencoba, sedang untuk menambah keterampilan sering kali kurang efektif. Karena itulah kegiatan penyuluhan kehutanan dengan metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain misalnya melalui media kelompencapir.

4. Kunjungan (anjangsana dan anjanr karya)

Baik metode anjangsana dan anjang karya, keduanya merupakan metode kunjungan yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh kehutanan dengan melakukan kunjungan kepada sasarannya dengan perorangan dan kelompok, baik di rumah/di tempat tinggal (anjangsana) ataupun di tempat-tempat mereka biasanya melakukan kegiatan sehari-hari (anjang karya).

Metode ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan untuk sasaran yang setidak-tidaknya sudah pada tahap “menilai” untuk mempengaruhi pikiran dan keterampilannya.

5. Demonstrasi

Metode demonstrasi, sering kali dipandang sebagai metode yang paling efektif. Karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah “ dengan melihat kita menjadi percaya “. Artinya, di dalam kegiatan penyuluhan kehutanan, kepada sasaran kegiatan penyuluhan kehutanan perlu ditunjukkan bukti-bukti yang nyata yang dapat dilihat dengan mata kepala mereka sendiri, agar mereka mempercayai segala sesuatu, yang disuluhkan. Bila mereka sudah percaya, mereka pasti lebih cepat terdorong untuk mencoba dan menerapkannya. Oleh sebab itu, metode demonstrasi hampir selalu diterapkan setidak-tidaknya pada tahapan minat dan menilai, karena memerlukan biayayang relatif mahal.

Metode demonstrasi ada tiga macam yaitu demonstrasi cara, demonstrasi hasil, dan demonstrasi cara dan hasil. Meskipun demonstrasi ini merupakan metode yang efektif, buakan berarti bahwa metode demonstrasi ini mudah dilaksanakan, sebab selain memerlukan biaya yang relatif besar, pelaksanaan demonstrasi ini menuntut banyak persyaratan yang seringkali sulit dipenuhi.

6. Metode pertemuan kelompok

Termasuk dalam metode pertemuan kelompok adalah ceramah, diskusi dan kursus atau pelatihan.

a) Ceramah

Metode ceramah umumnya diselenggarakan dalam suatu tempat dengan suasana yang cukup menunjang terselenggaranya suasana pembicaraan yang komunikatif. Ruangan yang tersedia relatif cukup luas dengan kapasitas tampung 50-500 orang. Pada kegiatan pertemuan yang metode ceramah, penyuluh kehutanan sebaiknya hanya menyampaikan pokok-pokok pikiran yang akan disampaikannya dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada sasran penyuluh kehutanan untuk menyampaikan tanggapan terhadap hal-hal yang disampaikan, dengan catatan hal-hal yang disampaikan yang berupa pokok pikiran tadi dikuasai penjelasannya secra mendetail oleh penyuluh.

Karena jumlah sasaran penyuluhan cukup besar maka diperlukan alat bantu yang menunjang kelancaran pertemuan baik berupa materi tertulis maupun gambaran yang terproyeksi yang memiliki ukuran yang cukup besar. Jika peralatan tidak tersedia, penyuluh kehutanan harus pandai membaca situasi dan berusaha untuk menarik perhatian para hadirin untuk memperhatikan materi yang disuluhkannya. Waktu ideal untuk penyelenggaraan penyuluhan kehutanan dengan metode ceramah ini maksimum 1 – 2 jam.

b) Kuliah

Metode kuliah tidak jauh beda dengan metode ceramah, penyuluh relative mendominasi kesempatan berbicara dan menggunakan alat peraga. Perbedaannya, yaitu :

1) Pada umumnya diselenggarakan di dalam ruangan tertutup

2) Jumlah sasaran relative terbatas (maksimum 50 orang)

3) Sasaran penyuluh kehutanan relative memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menyampaikan tanggapan dan meminta penjelasan kepada penyuluhnya.

Dalam penerapan metode ini seorang penyuluh harus benar-benar memiliki persiapan yang baik dan berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, penguasaan materi penyuluhan kehutanan, maupun sikap terhadap sasarannya.

c) Diskusi

Metode diskusi memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya, pendapatan, ataupun saran. Berbeda dengan metode ceramah dan kuliah, peran penyuluh dalam metode ini relative kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai fasilitator atau nara sumber dan bukan semata-mata sebagai informan.

Sebaiknya cara diskusi diselenggarakan pada waktu tertentu secara teratur. Usaha menghidupkan kelompen capir kehutanan di pedesaan, acara diskusi merupakan media yang efektif. Topik diskusi sebenarnya dapat berasal dari adanya media penyuluhan kehutanan yang lain. Hasil diskusi dalam penyuluhan kehutanan harus berupa perumusan dari hasil beberapa pemikiran para petabi untuk kemudian dilaksanakan bersama. Dalam melaksanakan acara diskusi, seorang penyuluh kehutanan tidak perlu banyak berbicara dan memegang kendali diskusi.

d) Kursus

Kursus pada masyarakat tani hutan sebenarnya merupakan system oenyuluhan kehutanan yang dapat digunakan beberapa media dan metode penyuluhan kehutanan. Kursus tani hutan merupakan system pendidikan pemanfaatan hutan dan lahan disekitarnya untuk masyarakat yang berdiam di sekitar hutan dalam usaha membantu dan membimbing kelarga menyangkut cara kerja dan teknik pemanfaatan lahan dan hutan denga baik. Dalam penyuluhan kehutanan yang ampuh untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peseta.

Kursus tani hutan dapat juga dianggap sebagai alat untuk mempertebal pengertian dan keasadaran petani dalam usaha memperbaiki kesjahteraannya. Dengan kata lain, tujuan kursus tani hutan adalah meningkatkan pengertian pengetahuan kecakapan dan kegiatan etani dalam rangka memanfaatka lahan dan hutan untuk kesejahteraannnya.

7. Kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa atau kelompencapir

Kelompencapir sebenarnya merupakan kelompok secara rutin memburu informasi dari media massa yang nilainya bermanfaat bagi pemenuhan atau untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapinya dan mendiskusikannya dalam pertemuan berkala yang telah mereka sepakati bersama. Dengan demikian kelompencapir sebenarnya adalah kelompok diskusi, tetapi sumber informasi yang dimanfaatkan tidak bersumber atau berasal dari penyuluh kehutanan, melainkan dari media massa.

Seperti halnya metode diskusi, metode kelompencapir sangat efektif untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan atau bahkan keterampilan anggotanya, pada tahapan sadar, minat, menilai atau juga mencoba.

8. Pertemuan umum

Metode pertemuan umum sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode pertemuan kelompok. Bedanya adalah :

a) Pada umumnya diselenggarakan pada tempat terbuka, sehingga dapat menampung jumlah peserta yang jauh lebih besar dbanding pertemuan kelompok.

b) Karena jumlah peserta sangat banyak, kepada sasaran sama sekali tidak ada kesempatan untuk menyampaikan pendapat pribadinya sendiri.

Karena itu metode pertemuan umum hanya efektif untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan sasaran guna membangkitkan kesadaran dan minat sasaran penyuluhan kehutanan.

Sebagai metode penyuluhan kehutanan, dalam mengadakan pertemuan umum harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Harus menarik perhatian masyarakat luas

b) Pembicara harus memiliki kualifikasi yang baik

c) Dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sesuai

9. Pameran

Pameran merupakan media penyuluhan kehutanan pertanian yang digunakan sebagai pelaksanaan dari metode penyuluhan kehutanan massal. Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya kepada petani, tetapi juga orang yang bukan petani. Di dalam pameran akan dijumpai berbagai macam visual aid (perlengkapan visual) yang digunakan secara tunggal atau kombinasi.

Tujuan dari pameran pembangunan hutan adalah :

a) Memperlihatkan fakta dengan dasar member informasi kepada pengunjung

b) Memperlihatkan suatu acara artinya mengjar bagaimana cara mengerjakannya

c) Memajukan suatu usaha

d) Memperkenalkan hasil-hasil usaha, memepelihatkan hasil yang dicapai, yang kuantitas dan kualitasnya baik, dan lain-lain.

Manfaat dari penerapan metode pameran ini adalah karena pemeran ini dapat diselenggarakan sebagi wujud pangharapan pemerintah terhadap karya dan partisipasi masyarakat dalm proses pembangunan nasional, sekaligus sebagai sarana hiburan bagi warga masyarakat luas yang pada umumnya sangat langka atau tidak terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah sehingga penyelenggaraan pameran itu sendiri dapat lebih mendorong seluruh warga masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam pembangunan kehutanan, karena mereka juga merasa diperhatikan dan diakui keberadaannya.

10. Pertunjukan

Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan adalah kegiatan penyuluhan kehutanan yang dikaitkan dengan penyelengaraan suatu pertunjukan (kesenian), baik yang dilaksanakan khusus untuk keperluan penyuluhan kehutanan, ataupun yang dilaksanakan dengan menyampaikan pesan-pesan yang diinginkan.

Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan, juga tidak akan efektif jika :

a) Pertunjukan itu sendiri tidak menarik untuk ditonton baik dari cerita maupun pemerannya.

b) Cerita yang begitu memikat perasaan penonton untuk larut di dalam setiap adegan atau alur ceritanya.

c) Penyampaian pesan oleh pemesan yang kurang baik.

Sebagai metode penyuluhan kehutanan, metode ini mampu digunakan untuk mempengaruhi sikap pengetahuan dan bahkan keterampilan-keterampilan tertentu. Sehingga umumnya sangat efektif untuk menggugah kesadaran, menumbuhkan minat, menilai atau bahkan bagi sasaran dalam tahapan mencoba (meskipun sangat kecil manfaatnya).

11. Siaran radio

Radio adalah media komunikasi secara lisan yang sifatnya tidak langsung. Pemberi informasi tidak dapat dilihat atau tidak berhadapan yang diberi informasi. Melalui media radio dapat diselenggarakan siaran pedesaan yang materi siarannya menyangkut penerangan dan penjelasan mengenai suatu teknik pemanfaatan lahan/hutan, dilengkapi dengan tanya jawab.

Kelemahan penggunaan metode siaran radio adalah :

a) Masyarakat sasaran relative sulit menangkap dan memahami pesan-pesan yang hanya diterima melalui pendengaran saja.

b) Sering sulit didengar bila terjadi gangguan dalam penyiaran.

c) Kesulitan dalam merancang program siaran yang sesuai dengan kebutuhan seluruh masyarakat sasarannya.

12. Siaran televisi

Metode siaran televisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan metode siaran radio, hanya saja di sini dipakai televise sebagai media komunikasi yang digunakan oleh penyuluh kehutanan maupun masyarakat sasarannya.

Berbeda dengan siaran radio, penggunaan TV sebagai media penyuluhan kehutanan karena masyarakat sasaran tidak hanya mendengarkan suara penyuluh kehutanan, tetapi dapat pula meluhat dan memperhatikan segala peragaan yang ingin diungkapkan oleh penyuluh kehutanan baik melalui suara, gerakan-gerakan, maupun cintoh-contoh, bahkan demonstrasi-demonstrasi atau percakapan. Dengan demikian, penyuluhan kehutanan dengan menggunakan metode siaran TV dapat pula dinikmati oleh sasaran.

Pages

About this blog

Followers

Adsense Banner

Iklan

Jejak Kaki

Free Shoutbox by ShoutCamp